Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti. (ist)
SAMARINDA – Kasus Bullying atau perundungan dikalangan anak-anak belakang ini menjadi viral dan ramai diperbincangkan.
Bahkan, tidak sedikit kasus Bullying atau perundungan yang melibatkan anak di bawah umur berakhir di ranah hukum.
Hal tersebut menjadi perhatian serius Komisi IV DPRD Kota Samarinda yang menangani persoalan tersebut.
Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti, Bullying atau perundungan biasanya terjadi akibat kurangnya edukasi dan peran orangtua dalam mendidik anaknya, dan itu sangat mengkhawatirkan.
“Sebagai orangtua, kita perlu mengajarkan anak untuk paham kesusahan dan rasa sakit yang dialami oleh orang lain,” ucapnya, Sabtu (7/10/2023).
Puji juga menyarankan agar orangtua dapat membangun kedekatan secara emosional dan psikologis, sehingga anak dapat lebih terbuka dengan orangtuanya.
Menurut dia, pembangunan karakter anak di rumah merupakan salah satu faktor pendukung agar anak selalu bertindak baik di lingkungan sekitarnya.
Tak hanya itu, orang tua harus mendidik anak-anaknya terhadap nilai-nilai agama atau spiritual.
“Agar kita memiliki pondasi yang kuat dalam berkehidupan serta mampu menghargai hak orang lain,” ungkapnya.
Ia juga mendorong pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Samarinda untuk lebih gencar melakukan sosialisasi ke seluruh sekolah di Samarinda.
“Tapi Kita maunya tak hanya sosialiasi, melainkan juga ada aksi nyata dari para orangtuanya untuk membina murid dan anak-anaknya,” tutupnya. (ADV/DPRD Kota Samarinda)
